MOM BLOGGER

A Journal Of Life

From Shooter to Attacker. Terrorist?

Selasa, 29 November 2016

Hari ini cuaca mendung membuat saya dan anak-anak mengurungkan diri main keluar rumah. Selain males dinginnya, males juga kalo kejebak hujannya. Akhirnya kami main di rumah saja secara barbar hehehe

Sekitar jam 10 lebih, seberes mandi pagi, anak-anak saya kasi waktu screen time tapi cuma boleh 1 film dan itu pun pilihan saya, 'Inside Out'. Tak lama berselang suami bilang,

"Ada penembakan euy di kampus! Eh bentar-bentar"

Lanjut baca sms pemberitahuan lagi.

"Eh belum pasti denk. Yang pasti lagi ada active shooter berkeliaran di daerah kampus."

Saya masih biasa. Karena ini kali ketiga nya selama disini ada peringatan serupa. Bedanya baru kali ini si penembak berada di daerah kampus.

"Trus gimana?" Tanya saya.

Ga ada jawaban karena doi balik lagi ngerjain tugas. Dan saya balik lagi nonton sama anak-anak.

10 menit kemudian pesan peringatan masuk lagi.

Saya: "ada pesan lagi tuh"
Suami: baca bentar, tampak bingung tapi kembali ngerjain tugas.

10 menit kemudian masuk lagi pesan singkat.

Saya: "kok sering banget sih peringatannya? Waktu itu cuma sekali doank"
Suami: buka grup WA
"Eh masuk CNN geuning"

"Eh serius donk berarti?" Mulai deg-degan.

Akhirnya yang tadinya kami di aktivitas terpisah sama-sama menyimak berita live dari CNN.

Karena peringatan awalnya adalah penembak berkeliaran di sekitar kampus, saya jujur langsung lemes dan gagal fokus. Pikiran kemana-mana. Pilem-pilem eksyen berseliweran di otak. Inget Jacky chan masuk rumah penduduk dari jendela pake gaya akrobat. Saya langsung tutup jendela. Inget lagi pintu bawah khawatir belum ke kunci, saya cek ke bawah. Siap-siap deket mukena kalo-kalo ada orang asing masuk atau gedor-gedor pintu saya dah siap tanpa harus terlihat aurat. Hp standby, seperti yang didengung-dengungkan mainannya anak-anak "call 911".

Suami tau ga saya siaga ampe segitunya? Engga. Saya disamping doi sok-sok an aja. Kami seperti tidak mau menularkan kekhawatiran satu sama lain. Hehehe

Berita terus berkembang. Entah berapa lama waktu dihabiskan sehingga barulah pelaku bisa diringkuk dan dipastikan wilayah kampus bebas dan aman. Gedung-gedung yang di lock akhirnya satu persatu boleh dibuka. Satu persatu teman-teman Indonesia melaporkan diri keluar dari gedung tempat mereka terjebak dan bersegera pulang. Saya kurang memperhatikan jam saat itu. Hanya fokus memantau berita (yang mana masih perlu belajar keras untuk mengerti makna secara utuh), dan medsos hehehe.

Berita yang awalnya dugaan adanya penembak aktif berkeliaran di sekitar kampus akhirnya di perbarui terus menerus. Korban yang tadinya 7 bertambah hingga 10 orang (ada yang report jadi 11 orang). Dan salah satu di antaranya adalah si pelaku.

Apakah benar si pelaku adalah penembak aktif itu? Ternyata suara tembakan yang muncul merupakan suara senjata dari polisi patroli yang menangani kejadian di saat awal-awal penyerangan. Siapa yang di tembak? Si pelaku. Siapa yang kritis? Si pelaku. Siapa yang meninggal? Si pelaku. Sehingga kemudian berita bukan lagi perihal kejadian adanya penembak aktif di sekitar kampus melainkan berganti menjadi pelaku penyerangan bersenjata tajam (menggunakan pisau dan kemudian menusuk korbannya).

Pelaku bersenjata tajam ini mengendarai mobil, menabrak beberapa pejalan kaki di sekitaran kampus dan kemudian menusuk 2 orang di antaranya. Motifnya? Tidak diketahui karena pelaku keburu dipanggil sama Allah. Namun investigasi pihak berwajib melalui akun sosial media si pelaku dan juga rekam jejak hidupnya, sementara kuat dugaan kejadian ini bermotif RAS. Pelaku diduga ingin membuktikan kepada khalayak bahwa orang Islam itu kuat. Sampai disini saya ga mau komen banyak. Klik aja link ini.

Columbus, 28 November 2016
11.52 est.

Mengutip kalimat seorang teman:
Menjadi muslim itu harus memperbanyak sabar. Karena amarah hanya akan menjerumuskan kita. Biarlah kesabaran yang akan menjawab segala fitnah yang ada.

Begitu lebih kurang (hasil revisi saya pribadi karena ga mau ngutip langsung ... hehehe)

Semoga Allah selalu melindungi kita semua .. aamiin .. :)
Semangat aksi 212 #eh

2 komentar on "From Shooter to Attacker. Terrorist?"
  1. Balasan
    1. Embeeeeeeeeer ... bikin sakit hati. Kl udah kaya gini cuma bisa merutuki..banter2 berdoa. Da kita ga punya power ini..hiks

      Hapus

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗